DaarulUluumLido.com – Guru Pengabdian angkatan Historia Generation mengikuti kegiatan Workshop Pembekalan Guru Pengabdian Tahun Ajaran 2022/2023 di Pesantren Modern Daarul Uluum Lido pada hari Jumat (17/06/22) s.d Sabtu (18/06/22).

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan yang dihadiri oleh Khadimul Mahad, Majelis Kehormatan Asaatidz (MKA) dan Guru Pengabdian Historia di Gedung Ghifari Lantai 3. Pembacaan lafadz basmallah sebagai tanda bahwa kegiatan ini resmi dibuka, selanjutnya acara dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh Ust. Dava Rizky. Setelah mendengarkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, para hadirin dipersilakan berdiri untuk bersama-sama menyanyikan lagu Hymne Oh Pondokku.

Khadimul Mahad, Kiai. M. Yazid Dimyati, S.Th.I., Lc memberikan sambutan dan nasihat kepada guru pengabdian
Khadimul Mahad, Kiai. M. Yazid Dimyati, S.Th.I., Lc memberikan sambutan dan nasihat kepada guru pengabdian

Selanjutnya, acara dilanjut dengan sambutan sekaligus pemberian nasihat dari Khadimul Mahad, Kiai M. Yazid Dimyati, S.Th.I., Lc., kepada guru pengabdian. Dalam nasihatnya, beliau menyampaikan bahwa, “Penting bagi sebuah lembaga pendidikan ini doktrinisasi sesuatu yang tidak bisa ditoleransi, yaitu visi dan misi dari pendiri pesantren.”

Oleh karenanya, segala program yang dijalankan di pesantren ini harus merujuk kepada visi dan misi. Adapun visi pendiri Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido adalah “Mencetak Ahli Dzikir dan Ahli Fikir” serta dalam mewujudkan visi tersebut setidaknya ada 5 misi pesantren. Selengkapnya mengenai visi dan misi pesantren, klik di sini.

Selanjutnya, Khadimul Mahad berharap kepada guru pengabdian yang baru ini untuk bangga atas capaian yang sekarang didapat. “Antum harus bangga bahwa hari ini antum ditunjuk dan akan dilepas serta disahkan menjadi guru pengabdian,” tutur Kiai. Yazid.

“Mengapa harus bangga? Bangga itu lahir dari lembaga itu sendiri (Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido) karena harus percaya diri bahwa kalian yang ditunjuk menjadi guru pengabdian betul-betul berangkat dari sebuah kepercayaan, berangkat dari sebuah kebanggaan. Guru-guru harus meningkatkan rasa percaya diri bahwa anak didik kita yang kemarin masih menjadi santri, kini ditunjuk menjadi guru dengan usia yang terbilang masih muda,” tutur Kiai. Yazid lebih lanjut.

Diakhir nasihatnya, beliau mengingatkan untuk berhati-hati atas penyakit yang bisa menyebabkan kelalaian, salah satu penyakitnya itu adalah penggunaan smartphone yang tidak sewajarnya. Smartphone yang kalian miliki ini bisa menjadi penyakit jika kalian sendiri tidak bisa mengendalikannya.

“Berhati-hati terhadap penyakit yang mungkin akan terjadi, salah satu cobaan penyakit antum ini adalah smartphone (HP), ia akan menjadi penyakit jika kalian tidak bisa mengendalikannya,” tutur Kiai Yazid.

Kepala Sekretariat Pesantren, Ust. Muhammad Fachrurrazi, S.Pd memberikan materi kepada guru pengabdian
Kepala Sekretariat Pesantren, Ust. Muhammad Fachrurrazi, S.Pd memberikan materi kepada guru pengabdian

Acara dilanjutkan dengan pemberian materi oleh dewan guru berikut ini:

  • Ust. Muhammad Fachrurrazi, S.Pd
    Refleksi: Internalisasi Nilai-nilai Pengabdian dalam Diri
  • Ust. Affan Afifi, S.H.I
    Optimalisasi Peran serta Fungsi Guru Pengabdian dalam Bidang Pengajaran
  • Ust. H. Ujang Musa, M.Pd
    Fungsi Guru Pengabdian di Bidang Pengasuhan
  • Usth. Nurhasanah, S.Ag
    Fungsi Guru Pengabdian di Bidang Pengasuhan
  • Ust. Rudi Hartono, S.Sos.I., M.I.Kom
    Menjadi Guru Inspiratif dan Membangun Budaya Literasi
  • Ust. Tubagus Bay Amri Hakim, M.Ed
    Wujud Pengembangan Potensi Diri

Kegiatan Workshop Pembekalan Guru Pengabdian Historia ini ditutup pada hari Sabtu (18/06/22) setelah seluruh sesi materi dari dewan guru sudah tersampaikan kepada guru pengabdian.

Dengan pembacaan lafadz tahmid “Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin” serta simbolis penutupan maka kegiatan Workshop Guru Pengabdian Historia resmi ditutup.

Foto Guru Pengabdian Historia (Putra)
Foto Guru Pengabdian Historia (Putra)
Foto Guru Pengabdian Historia (Putri)
Foto Guru Pengabdian Historia (Putri)