Dalam keadaan pandemi yang kian memburuk dan banyak korban yang berjatuhan akibat pandemi tersebut. Kini pun pemerintah telah menghimbau bagi warganya untuk terus menjaga diri dan mematuhi peraturan sop kesehatan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama dengan menjaga kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, serta jaga jarak itulah yang menjadi langkah awal dalam pencegahan penyebaran virus covid-19.

Corona Virus Disease 19 ini telah membludak keseluruh negara, berawal dari China dan menyebar ke negara kita yakni Indonesia. Adapun, menurut catatan Universitas Johns Hopkins, Benua Amerika kini menjadi pusat pandemi. AS mencatat  peningkatan virus wabah ini jauh lebih meningkat dan telah terkonfirmasi lebih dari 135.000 kematian dan AS pun memiliki lebih dari 3,3 juta kasus covid-19. Dan Adapun di negara Indonesia sendiri daerah Solo yang telah menjadi zona hitam. Namun, semua berita yang terus beredar tetap menghimbau kita untuk selalu waspada dan saling melindungi satu sama lain.

Lain halnya dengan keadaan ‘adaptasi kebiasaan baru’ atau disebut dengan ‘New Normal’ beberapa lembaga telah membuka kegiatan KBM secara tatap muka terutama pada lembaga pendidikan yang berasrama. Sudah banyak pesantren-pesantren yang sudah mendatangkan santrinya untuk balik ke pesantren. Namun, inilah yang menjadi kontroversi bagi orang tua/ wali santri  yang masih khawatir akan kedatengan anaknya ke pesantren. Dikarenakan berbagai faktor yang sudah menjadi kebiasaan keseharian santri yang sudah menjamur dalam diri santri. Akan tetapi, pihak Pesntren Modern Daarul ‘Uluum Lido telah membentuk gugus pencegahan covid-19 sebagai upaya dalam pencegahan penyebaran covid-19 sekaligus penanggung jawab dalam hal ini. Sebagaimana  yang telah menjadi sebuah bukti akan dibukanya proses KBM di Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido ini bahwasannya Mudirul Ma’had telah berkoordinasi pada pihak yang bersangkutan seperti kecamatan, desa, puskesmas untuk siap dalam memenuhi protokol kesehatan sebagai syarat untuk memenuhi persiapan kegiatan belajar mengajar. Dan sarana prasarana pun telah terlaksanakan dan hanya tinggal dijalankan saja. Dan Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido telah bekerja sama dengan PMI Kabupaten dan PMI Kota Bogor dalam membantu menangani kasus ini. Seperti penyemprotan desinfektan yang telah dilakukan minggu kemarin yang mana disemprotkannya ditempat yang sering terjadi perkumpulan. Penyemprotan ini pun tidak hanya pada benda atau alat yang sering terpegang oleh tangan saja namun pada bangunan-bangunan yang berada pada pesantren serta penyebaran hand sanitizer disetiap asrama dan keran pencuci tangan sebagai upaya dalam menjaga Kesehatan dan kebersihan para santri. Dalam hal menjaga jarak, pihak gugus covid-19 berupaya agar para santri untuk diisolasikan selama 14 hari, mulai dari pola makan, kamar, dan beribadah pun akan diposisikan sebagaimana mestinya. Adapun, untuk ruang isolasi putri dipusatkan di asrama Hasanah dan yang putra pun di klinik dikarenakan tempatnya yang sudah memadai dan jikalau terdapat santri yang terindikasi gejala klinis yang berat maka akan dipisahkan jauh yaitu di agrowisata santri.

Penangan hal ini Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido sudah memiliki dokter dalam dan dokter puskesmas. Dalam penangan pertama akan wabah ini maka pihak pesantren akan menunggu hasil rapid pada ODP. Apabila ODP telah menjalankan tes maka akan dilihat dulu dari gejala klinisnya dulu jikalau memang ada gejala klinisnya maka akan ditindaklajuti ke rumah sakit dan apabila tidak ada gejala klinisnya atau disebut OTG maka akan diisolasikan mandiri dan dipusatkan di agrowisata. Dan menghimbau bagi santri yang terindikasi sebagai ODP untuk tidak panik dan memanggil para medis untuk mengecek ODP tersebut. Adapun rumah sakit yang telah ditetapkan dikawasan Kabupaten Bogor ialah RS. Ciawi, RS. Siloam, RSUD Bogor.

Pihak pesantren pun telah mengultimatum kepada para karyawan untuk tetap menjaga kebersihan terutama dalam menyiapkan makan para santri. Sebagaimana yang telah dilakukan beberapa hari yang lalu bahwa tidak hanya guru dan santri saja yang mengikuti rapid tes namun para karyawan pun diikut sertakan sebagai upaya dalam mencegah penyebaran covid-19 ini.

Sesuai anjuran yang telah dimaklumatkan oleh pemerintah untuk tidak berkerumun maka pihak gugus covid-19 Daarul ‘Uluum Lido untuk mengurangi jumlah santri  disetiap kamarnya sebanyak 50% setiap jumlah per kamarnya. Dan akan dialihkan ruangan yang sudah menjadi kelas akan dijadikan asrama sementara.

Kedatangan santri pun hanya dibebankan kepada para walisantri yang siap untuk membawa buah hatinya karena dalam masalah virus ini tidak ada jaminan apapun, hal ini dikarenakan virus berbentuk partikel yang sangat kecil sehingga sulit untuk dijangkau dengan mewajibkan membawa surat pernyataan  telah diisolasi mandiri di rumah merupakan sebagai  bentuk tanggung jawab antara pihak pesantren dan wali santri jikalau terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Alhamdulillah kita kemarin setelah punya tanggal kedatangan kita telah beraudiensi dengan pihak-pihak terkait yaitu gugus covid desa, gugus covid kabupaten, gugdus covid kota mengonfirmasikan bahwa kita akan mengadakan tatap muka.. maka dengan itu adanya angin segar mereka memberikan izin kepada kita dan ada pihak yang survei yang akan diadakan pada tanggal 20 ini dari puskesmas dan pihak gugus terkait.” jelas Ust. Zahirul Hadi selaku ketua gugus covid-19 Daarul ‘Uluum Lido. (Red.Salwa&Nibras)