Pada Selasa, 22 Oktober 2024, Pesantren Modern Daarul Uluum Lido menggelar Apel Hari Santri Nasional “Menyambung juang merengkuh masa depan”. Upacara ini dihadiri oleh seluruh santri, dewan asatidz, dan pimpinan pesantren. Dalam amanatnya, Kyai Yazid Dimyati, S.Th.I. LC, menekankan peran penting santri dalam sejarah bangsa dan tugas mereka di masa depan.
“Hari Santri ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sejak 22 Oktober 2015. Saat ini, sudah 9 tahun kita memperingatinya. Namun, santri bukan berarti hanya berumur 9 tahun. Umur bagi santri tidak bisa diukur, karena sekali santri, selamanya tetap santri. Kenapa Hari Santri ditetapkan? Karena di samping Presiden, ada wakil yang lahir dari sosok kyai, yaitu KH. Ma’ruf Amin. Santri akhirnya diakui oleh negara, tidak diasingkan lagi. Karenanya, sejak Hari Santri ditetapkan, bangsa ini menyadari bahwa santri pernah menumpahkan darahnya dan berjasa bagi bangsa dan negara tanpa meminta balasan. Santri mengutamakan adab di atas segalanya,” tegas Kyai Yazid.
Beliau juga menjelaskan bahwa santri bukan hanya mereka yang mengenakan sarung, tetapi adalah mereka yang berusaha mengaji dengan mencari sosok kyai sebagai panutan dan gurunya. Di era modern ini, santri tidak hanya dituntut untuk mengaji ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu sains dan teknologi, dengan tetap menjunjung tinggi adab dan akhlak.
“Menunjukkan adab, prestasi, dan perilaku yang baik adalah cara kita memperlihatkan kepada dunia bahwa kita adalah santri.”
“Menunjukkan adab, prestasi, dan perilaku yang baik adalah cara kita memperlihatkan kepada dunia bahwa kita adalah santri. Kebanggaan sebagai santri harus tertanam dalam diri kita. Walaupun hanya beberapa kali mengaji di pesantren, seseorang tetaplah santri. Tidak ada yang namanya mantan santri,” tambah beliau.
Acara apel ditutup dengan pembacaan doa bersama dan penghormatan kepada para pahlawan santri yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.